diambil dari instagram @broodenbotterjkt
Sebenarnya restoran ini sudah buka sejak pukul 8 pagi. Cuma berhubung kita adalah buibu sub-urban yang rempes, jadi janjiannya jam 11-an. Perjalanan dari Bintaro menuju Bangka jam 10 pagi lumayan lancar, meski ada beberapa titik yang agak padat merayap. Tapi lumayan deh, nggak sampai bikin keriting menghadapinya. Kebetulan hari itu aku nyoba nyetir sendiri, dengan duo bocah duduk manis di carseat kursi belakang bersama pengasuhnya. Berhubung lokasinya agak jauh dari rumah, jadi Aifa dan Albarra ikutan nebeng. Sebenarnya jam segitu adalah jam tidurnya si kembar, dan untungnya sudah aku susuin dulu sebelum masuk mobil. Jadi selama perjalanan cukup putarkan nursery rhymes dan mereka pun tertidur dengan pulas sampai tujuan.
Berhubung nih restoran lagi hype banget, jadi waktu kita nyampe, parkirannya penuh banget. Padahal space untuk parkirannya lumayan bisa menampung banyak mobil. Sampai akhirnya terpaksa deh markir di mini market yang letaknya di seberang. Dari luar, bangunan restoran ini terlihat sangat minimalis. Pengunjung saat itu bisa dipastikan 99% adalah buibu. Playroom-nya pun dipenuhi oleh beberapa anak yang asyik bermain, disaat para ibu sibuk dengan urusannya masing-masing. Langsung deh Jazea masuk situ ditemani pengasuhnya. Sementara Jaziel masih pulas tertidur di gendonganku. Dekorasi playroom-nya cantik sekali. Favoritku adalah gambar mural hewan dan hiasan pesawat yang digantung di langit-langit.
Menariknya lagi, restoran ini menyediakan satu ruangan khusus untuk nursery/changing room. Waktu salah satu pelayannya buka pintu ruangan yang nyaru sama dinding, tampak ada kasur ukuran Queen disitu. Terus dengan polosnya aku nanya, "anak saya boleh ditidurin disitu nggak ya, Mas?". Eh, Masnya cuma senyam senyum doang. So I'll take that as a no. Padahal lumayan banget kalau bisa nidurin disitu ya. Haha. By the way, ruangannya cukup luas. Yah, ukuran standar kamarlah. Cukup nyaman untuk nyusuin dan ganti popok disitu. Namun yang disayangkan, nggak ada mushola disini. Pelayannya malah menyarankan untuk ke mesjid yang jaraknya beberapa ratus meter dari situ. Padahal kalau kasur di nursery/changing room diganti dengan sofa untuk nyusuin pasti masih bisa menyisakan space untuk numpang shalat. Well, just a thought.
Untuk makanan sendiri sih, meski porsinya cilik untuk ibu menyusui, tapi
rasanya cukup enak kok. Meski pesananku datangnya luama banget, tapi
terobati dengan rasanya yang nikmat. Aku pesan Lidah Sambal Hejo yang
ternyata adalah salah satu best seller. And I have no complain at all.
Lidahnya terasa lembut dan creamy banget. Pedasnya pun pas.
Kalau dilihat dari akun instagramnya, mereka punya menu Pink Burger yang ternyata cuma tersedia saat makan pagi (8am - 10.30am). Dan amat disayangkan, untuk tempat yang punya target market ibu/anak begini, variasi menu yang kids friendly terasa kurang banyak. Menurut pelayannya sih, tadinya ada Spaghetti Bolognaise, cuma entah kenapa hari itu kosong. Tapi di daftar menu juga nggak dicantumin sih. Akhirnya aku mesan Nasi Goreng Kampung tanpa cabe buat si kembar. Berhubung enak, jadi makannya pada lahap deh. Oh iya, restoran ini juga menyediakan piring dan gelas plastik warna warni untuk anak-anak. Donat kampungnya cepat banget ludes. Jadi waktu pelayannya bilang sisa 2, langsung deh kita pesan. Takut nggak kebagian. Haha.
Overall, restoran ini masuk kedalam list salah satu restoran favorit kalau mau nongkrong dengan sesama ibu-ibu. Tempat yang bikin ibu senang, anakpun riang. Jadi penasaran pengen nyobain menu breakfast-nya deh!
No comments:
Post a Comment