Setelah proses Embryo Transfer (ET) yang dilakukan pada tanggal 18 September 2015, masuklah saya ke masa-masa yang katanya paling mendebarkan. Yakni 2 weeks wait (2WW) atau menunggu hasil beta HCG selama 2 minggu. Bagi saya, penantian di satu minggu pertama justru tidak terasa sama sekali. Namun ketika mulai memasuki minggu kedua, jantung rasanya semakin berdebar, rasa penasaran semakin memuncak plus parno yang berlebihan pula. Saya menghabiskan 2WW saya di rumah Ibu saya di Aceh. Saudara-saudara dan teman-teman yang datang berkunjung cukup menghibur dan mengalihkan pikiran saya. Selama 2 minggu pula saya membatasi gerak dan asupan makanan. Ruang gerak saya cukup sebatas tempat tidur, kamar mandi saja. Makanan selalu disajikan di kamar. Bahkan shalat pun saya lakukan dalam keadaan duduk. Bosan? Tentu saja. Tapi saya pikir ini adalah keputusan yang telah saya ambil dan saya harus bertanggung jawab dalam menjaganya. Memang tidak ada penelitian yang membuktikan bahwa bedrest dapat meningkatkan peluang keberhasilan IVF. Tapi setidaknya saya telah berusaha semampu saya sehingga kalaupun usaha kali ini gagal, tidak akan ada penyesalan nantinya.
Tiba masa pembagian raport, saya dan Ibu saya pun berangkat ke Penang. Sementara suami berhalangan menemani karena kebetulan sedang bertugas di luar kota. Sejak saya di Aceh pun, suami tetap di Jakarta karena harus masuk kantor. Di bandara, saya selalu menggunakan wheelchair karena khawatir jalan jauh dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan pada embrio. Setiap ada yang bertanya, untuk menyingkat waktu saya selalu bilang kalau saya baru habis operasi. Yah, daripada harus menjelaskan panjang lebar nanti malah curhat jadinya. Hehe.
Di hari H, saya dan Ibu pagi-pagi sekali sudah berangkat ke rumah sakit. Antrian pengambilan darah hari itu rasanya lama sekali. Untungnya hasil langsung keluar 2 jam setelah darah diambil di hari itu juga. Awalnya saya dan Ibu berencana untuk makan siang diluar sambil menunggu hasil. Namun karena rasanya tidak tenang, maka kami memutuskan untuk tetap menunggu di rumah sakit. Sambil menunggu, kami bertemu dan mengobrol dengan beberapa orang Indonesia yang juga hendak menemui Dr. Dev. Berulang kali saya bertanya pada Ibu, "Ma, feeling Mama gimana?". Awalnya Ibu saya masih sok cool. Mungkin agar tidak menambah kepanikan saya. Tapi lama kelamaan, justru beliau yang lebih nervous dan berkali-kali bolak balik ke kamar kecil. Tiap kali suster lewat, ia selalu memberi kode kalau hasil kami belum keluar dan kami masih disuruh untuk sabar menunggu. Penantian 2 jam di ruang tunggu klinik dokter mengalahkan penantian 2 minggu. Sampai akhirnya nama saya pun dipanggil untuk masuk ke ruangan. Seperti biasa, Dr Dev selalu menyambut kami dengan senyuman sambil berkata, "So, where is Teuku?". Lalu sayapun menjawab, "He can not come. He's in Makassar right now". Dokter pun menyilakan kami untuk duduk seraya berkata, "You can call him now and tell him the good news. You're pregnant. Congratulations!". Saat mendengar kata-kata itu saya cuma bisa bengong, "Really doc? I think I'm gonna cry". Mendengar jawaban saya, Dr Dev dengan santai menjawab, "Well, you can cry now. Go hug your mom".
Air mata pun langsung membanjiri mata saya hari itu. Dan kalau diingat-ingat agak memalukan, karena saya nangisnya sampai sesengukan. Dan tentunya bukan saya orang pertama yang nangis bahagia di ruangan itu jadi sepertinya Dr Dev sudah cukup terbiasa. Setelah menyampaikan berita bahagia itu, Dr Dev pun meminta saya untuk melakukan USG untuk melihat keadaan embrio. Ukurannya masih sangat kecil. Dokterpun memberi wanti-wanti pada saya untuk tidak terlalu over excited atas berita ini karena memang masih terlalu dini untuk mengumbar kebahagiaan. Beliau mengingatkan saya untuk terus makan sehat, menjaga kandungan saya dan kembali lagi ke Penang 2 minggu kemudian untuk memastikan apakah embrio benar menempel di rahim dan juga mengecek kesehatan janin.
Saya pikir rasa parno dan was-was akan berakhir di masa penantian 2 minggu. Ternyata saya salah besar. 2 minggu setelah mengetahui saya positif hamil, saya masih belum percaya. Bahkan awalnya saya berniat untuk membeli testpack untuk memastikan kehamilan. Namun karena takut malah menambah keparnoan maka saya urungkan niat tersebut. Selama ini saya tidak merasa hamil sama sekali. Ciri-ciri hamil juga belum saya rasakan. Malah saya sempat berpikir, apa mungkin hasil darah saya tertukar dengan orang lain. Atau mungkin terjadi sesuatu pada kehamilan saya. Duh, benar-benar parno berlebihan yang justru bikin capek sendiri. Jangan ditiru ya!
Lalu saya pun kembali ke klinik Dr. Dev 2 minggu setelah pengecekan pertama. Kali ini saya berangkat bersama dengan kakak ipar yang juga kebetulan ingin berkonsultasi dengan Dr. Dev. Awalnya saya agak khawatir karena Ibu dan suami yang tidak ikutan. Bagaimana kalau nanti menerima kabar buruk lalu tidak ada mereka yang menenangkan saya. Lagi-lagi pikiran buruk yang menghantui. Namun saya coba berpikir positif kalau janin yang ada dalam kandungan saya dalam keadaan sehat tidak kurang suatu apapun. Kedatangan kali ini tidak ada pengambilan darah hanya saja dokter melakukan pemeriksaan USG untuk mengecek janin. Tak disangka, kali ini saya kembali menerima kabar bahagia. Ada dua kantong janin yang terdeteksi melalui alat USG. Namun dokter kembali melakukan transvaginal untuk memastikan keberadaannya. Alhamdulillah, usia janin saya saat itu sudah masuk 6 minggu. "Can you see the flickerings? That's the babies' hearts," jelas dokter. "Your babies look like spectacles," guraunya sambil memperlihatkan layar USG. Lagi-lagi saya cuma bisa bengong dan kehilangan kata. Dan lagi-lagi dokter mengingatkan saya kalau kehamilan kembar harus dijaga dengan hati-hati karena resikonya lebih tinggi. Tadinya saya ingin menghabiskan trimester pertama di Aceh agar dekat dengan orang tua. Namun dokter tidak mengizinkan. Beliau menyarankan saya agar segera kembali ke Jakarta dan melakukan pengecekan dengan Dr. Handi.
Alhamdulillah, Allah menjawab doa-doa kami. Gagal berangkat haji lalu diberikan hadiah berupa kehamilan. Namun perjalanan saya dan suami belum berakhir. Kami masih punya kewajiban untuk dapat menjaga kehamilan ini agar calon anak-anak kami nanti bisa tumbuh sehat, sholeh/sholehah, tidak kurang suatu apapun. Mohon doanya ya, teman-teman.
Selama ini cukup banyak yang menghubungi saya untuk menanyakan apa yang saya rasakan setelah proses Embryo Transfer. Jawabnya, payudara terasa beraaaaat banget dan perut kram seperti mau mens. Tapi efek ini tentu saja berbeda pada tiap orang. Saran saya, selama 2WW, teruslah berpikiran positif, jangan terlalu banyak googling dan mendengar omongan orang karena itu justru menambah keparnoan. Dan yang paling utama, berpasrah diri dan teruslah berdoa. Hanya itu usaha akhir yang bisa kita sebagai manusia lakukan. Berserah diri pada kehendak Tuhan.
Oya, sedikit berbagi soal makanan yang saya konsumsi selama 2WW (ini juga banyak yang nanyain). Berikut listnya ya:
1. Rebusan putih telur (ini WAJIB ya, non negotiable)
2. Alpukat
3. Kacang ijo. Bisa diminum sarinya saja atau dibuat bubur.
4. Sayuran hijau, dimasak tanpa MSG sama sekali.
5. Ikan lele dan ikan gabus. Katanya sih kedua jenis ikan ini mengandung protein dan gizi tinggi.
6. Usahakan makan makanan yang bergizi dan non MSG selama 2WW
7. Hindari atau kurangi makanan pedas agar mencegah diare
Postingan ini memang sudah teramat sangat telat. Tapi saya berharap, semoga sharing dari saya dapat membantu teman-teman yang sedang berjuang mendapatkan momongan. Semoga cerita dan perjuangan kami dapat memberi harapan bagi kalian yang juga tengah berjuang. Terus semangat ya!
Salam sis,
ReplyDeleteBoleh tahu berapa embrio ketika ET? Memang asalnya di masukkan 2 atau dari 1 ia sendiri biak jadi 2?
Terima kasih
Halo, yg dimasukin 2 dear
DeleteMbak pada saat laparoskopi. Bulan berikutnya sudah bisa ivf ya??
ReplyDeleteAssalamualaikum mba... Saya terharu baca kisah mba.. Alhmdulillah Allah telah mengabulkan doa mba ya.. Saat ini sy jg sdg mnjalani progtam BT, Dan skrg sdh melewati proses ET (hari ini sdh hari ke 7 pasca ET) rasanya deg2an.. Mudah2an sy juga bisa merasakan kebahagiaan sperti yg mba rasakan ya...aamiin.. mohon doanya..
ReplyDeletemba fani, setelah dinyatakan positive,sebelum balik 2minggu buat cek kehamilan .mba masi minum progynova nya ga mba?
ReplyDeleteSalam kenal mbak.. terima kasih atas pencerahannya. Ngikutin mbak makan putih telur 4 buah per hari. mudah2an saya bias juga merasakan kebahagiaan seperti mbak segera ya.. mohon doanya :)
ReplyDeleteHai mbak.. kalo boleh aku minta info tentang tmpt tinggal di mrs candy bee mbak..
ReplyDeleteAku udah google2 sndiri tapi ga nemu2..
Btw congrats ya mbakk
mbak fani salam kenal
ReplyDeletesaya dhea, sudah 2 tahun nikah belum dikaruniai anak. saya insyaAllah dlm waktu dekat akan mencoba program IVf.
apa sih yg harus saya lakukan untuk memperbesar presentasi keberhasilan? lalu saat 2WW boleh gak kita berhubungan? dan yg terakhir, endometriosisnya seberapa parah?
kalau saya parah banget. jd agak was2 jg mau program ini. huhu.
thank you
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete